Minggu, 28 September 2014

Bapak Sahudi Nursidin In Memoriam



Inna ilaihi wa inna ilaihi raji’un…

Sore itu, saya baru saja pulang sekolah, saya mendapat kabar bahwa Mamak (kakek) sudah berpulang ke rahmatullah.


Sebenarnya Mamak sakit sudah lama. Sesudah lebaran haji kondisinya memang sudah melemah. Namun ia masih tetap aktif. Masih bantu-bantu kerja bakti, masih sering adzan di musholla, masih aktif dalam kegiatan RT. Bahkan saat tetangga kami meninggal di awal tahun kemarin, beliau masih sempat hadir walau kondisinya sudah payah.


Sampai akhirnya beliau gak kuat lagi. Mamak minta diantar ke RS. Ditemani Uwa Ani, beliau naik becak menerobos banjir ke RS Sentosa. Didiagnosa dokter, mamak terkena penyakit vertigo dan juga liver. Sebelum dirawat memang Mamak sudah sering berpesan kepada anak-anaknya. Bahkan ia sempat membuat nisan 5 buah, dicat sendiri, cuma belum diberi nama. “Nanti kalo ada yang meninggal gak usah repot2 lagi,” ujarnya. Mungkin itulah pesan yang ingin disampaikan Mamak.Hari ke-3 dirawat di RS, Mamak minta pulang kerumah. Setelah anak dan cucunya kumpul semua akhirnya malaikat maut menjemputnya.


Masih teringat saat saya kecil dulu. Beliau selalu yang mengantar saya kesekolah, menunggu sampai jam belajar selesai, mengantar saya sampai kerumah. Ia sangat khawatir dengan cucu-cucunya.


Yang saya kagumi dari beliau:
1. Sebagai seorang Suami, beliau suami yang pasti akan menjadi idaman semua wanita. Alm dan istri beda usia belasan tahun. Alm lebih muda dari istrinya. Dan saat menikah Alm yang masih perjaka memilih seorang istri yang janda beranak satu. Dari pernikahannya dengan Nenek, Alm memiliki 3 anak perempuan, 1 anak laki-laki, dan 9 cucu. Mamak dan Nenek salah satu cinta sejati dari Perumnas 3, khususnya di P. Bali. Bahkan banyak orang yang terkejut. Dikira yg meninggal adalah istrinya karena Nenek memang sakit udah lama. Namun ternyata beliau lebih dulu dipanggil oleh Allah SWT.


Sebagai laki-laki, beliau tidak segan untuk merawat istrinya yang sudah bertahun-tahun sakit. Bahkan beliau tidak pernah jijik membersihkan bekas ompol dan kotoran yg dikeluarkan oleh istrinya. Kalau beliau dirumah, walau ada anak dan cucunya, dia tetap merawat istrinya dengan penuh sabar dan ikhlas. Tak pernah sedikitpun ia membagi cintanya pada perempuan yg lebih muda.


2. Sebagai seorang ayah, beliau ayah yang bijaksana. Tidak pernah memandang kesalahan dari satu sisi. Menganggap anak yang dibawa oleh istrinnya dan anak-anak kandungnya sama. Tanpa dibeda-bedakan sedikitpun. Baginya semua adalah anak-anaknya. Dan beliau tidak mau merepotkan anak-anaknya. Bahkan saat sebelum ajal menjemputnya. Beliau masih menanyakan biaya RS. Sakitnya pun disimpan agar tidak membebani anak-anaknya. Subhanallah. Beliau tidak pernah sedikitpun meminta balas atas biaya-biaya yang dia keluarkan untuk membiayai dan membesarkan anak-anaknya.


3. Sebagai seorang kakek, beliau sangat menyayangi cucu-cucunya melebihi cintanya pada anak-anaknya. Dia masih sering menunggui Iyan (adik saya) di sekolahan, takut cucunya itu pulang sendirian. Sama hal nya sewaktu saya kecil dulu,ia juga tidak pernah membeda-bedakan cucu-cucunya dia selalu berlaku adil kepada cucu-cucunya. Bahkan beliau merawat cucu-cucunya sama seperti beliau merawat anak-anaknya. Memang kharisma beliau begitu besar. Dari yang tua sampai yang muda tidak ada yang tidak bersedih. Terutama dari keluarga besar beliau.


4. Sebagai tetangga dalam masyarakat, beliau dikenal dengan orang yang murah senyum, tidak pernah menjelekkan org lain, tidak pernah marah, giat, rajin, aktif di musholla, aktif di lingkungan, bisa memegang amanah, tidak pernah berbuat curang. Tanpa diminta, kalo ada yg butuh pertolongan, pasti dia bantu.


Andai saja beliau masih ada sekarang, pasti cicit-cicitnya merasakan hal sama dengan saya dan adik saya rasakan sewaktu beliau masih ada.  Andai ada laki-laki yang seperti beliau. Subhanallah rumah tangga pasti benar-benar sakinah, mawaddah dan warahmah. Walau hidup sederhana tapi pasti akan bahagia memiliki suami yang bisa mencintai kita dengan ikhlas dan tanpa mengharap balas sedikitpun.
MISS YOU MAMAK :")

Jumat, 26 September 2014

Kau Berubah

Bagaimana caranya agar kau mengerti
Bahwa hanya akulah yang mencintaimu dengan Tulus
Tanpa melihat latar belakang keluargamu ataupun hartamu
Aku perempuan
Aku bisa apa selain menunggu
Aku bisa apa selain mendoakan yang terbaik untukmu
Pernah ku coba untuk menjalin hubungan dengan lelaki lain
Ternyata tak seindah dengan mu dulu
Entah harus apa dan bagaimana lagi
Hatimu masih terbuka untuk wanita-wanita lain disana
Sampai kapan kau terus menyianyiakan ku seperti ini?
Apakah kau tak sadar 
Aku yang dulu sering menemanimu 
Saat susah ataupun senang
Tapi kini kau tak lagi pedulikan ku