Selasa, 12 Mei 2015

CARTOON WINNIE THE POOH





Tokoh beruang berwarna kuning ini sudah bikin kita jatuh hati karena keimutannya. Belum lagi Winnie The Pooh juga selalu ditemani oleh kawan-kawan yang super lucu, seperti Tiger, Eeyore, Kanga, Roo dan Piglet.
Alan Alexander Milne atau lebih dikenal dengan A.A. Milne adalah penulis asal Inggris yang lahir di kota London pada tanggal 18 Januari 1882. Sebelum menciptakan Winnie The Pooh, Milne adalah seorang penulis novel dan naskah film. Nah, suatu hari Milne melihat anaknya yang bernama Christopher Robin sedang bermain bersama boneka beruang. Dia lalu memiliki ide untuk menciptakan kartun dengan tokoh beruang lucu. Setelah berhasil menggambarkan tokoh beruang itu, Milne lalu memberikannya nama Winnie yang terinspirasi dari nama beruang yang dipelihara di Kebun Binatang London.
Winnie The Pooh pertama kali muncul pada tanggal 24 December 1925 di sebuah koran London bernama The Evening News. Cerita Winnie The Pooh ternyata disukai oleh pembaca, sehingga Milne pun menerbitkan buku Winnie-the-Pooh di tahun 1926 yang bercerita tentang keseharian beruang kuning ini.
Sahabat terdekat Pooh adalah Piglet si babi kecil. Teman-temannya yang lain adalah Tiger si macan, Roo, Kanga si kangguru, Eeyore si keledai. Dan satu-satunya temannya yang berwujud manusia adalah Robin.
Ketika A. A. Milne meninggal di tahun 1956, istrinya menjual hak cipta Winnie The Pooh ke Walt Disney. Walt Disney kemudian membuat berbagai film kartun Winnie The Pooh and Friends. Pada tahun 1997, PBB menetapkan Winnie The Pooh, tokoh kartun terkenal sebagai World's Ambassador of Friendship.

JENIS-JENIS BAHAN JILBAB

Berikut beberapa bahan kain yang digunakan untuk membuat jilbab:

1. Kain Polyseter
Jenis bahan untuk membuat jilbab ini memang memiliki serat yang tebal dan kaku sehingga jilbab berbahan dasar polyseter biasanya sedikit sulit untuk dikreasikan. Selain itu jilbab dengan bahan ini cukup terasa panas di kepala apalagi jika terkena sinar matahari secara langsung.

2. Bahan Kaos
Selain fungsi utamanya sebagai bahan pembuatan kaos, bahan kaos juga kerap dipakai untuk membuat jilbab atau kerudung. Bahan kaos terkenal cukup elastis dan mudah menyerap keringat. Jilbab berbahan kaos nyaman dipakai tapi sangat mudah kendur. Agar jilbab berbahan kaos lebih awet, sebaiknya menghindari pengkucekan secara berlebihan saat mencuci – jilbab juga akan lebih awet jika tidak terlalu sering dicuci.

3. Kain Katun
Selain digunakan untuk membuat berbagai pakaian, kain katun juga cocok untuk membuat jilbab. Bahannya yang halus serta perawatannya yang tidak terlalu sulit membuat jilbab berbahan katun akan nyaman dipakai sehari-hari. Bahan katun agak sedikit kaku dan tebal, oleh sebab itu jilbab dengan bahan katun agak sedikit sulit untuk dibentuk sesuai model yang diinginkan.

4. Kain Spandex atau Lycra
Kain spandex memiliki ciri khas tersendiri yaitu elastis. Tak sedikit juga hijabers yang menyukai jilbab bahan ini karena nyaman di kepala. Jilbab yang menggunakan bahan lycra memang lebih kuat dan tahan lama serta tidak membutuhkan perawatan khusus. Namun karena elastis, kerudung berbahan spandex biasanya lebih mudah kendur.

5. Kain Sifon
Bahan sifon cenderung tipis dan lebih licin. Kain sifon sekarang ini memang bahan yang paling sering digunakan dalam pembuatan jilbab. Jilbab model bergo dan pashmina biasanya dibuat dari bahan ini. Kain sifon terbuat dari campuran sutera, serat sintetis dan serat kapas – wajar jika jilbab dengan bahan sifon lebih terasa panas saat dipakai, terlebih pada siang hari. Untuk mensiasatinya, biasanya para wanita menggunakan ciput yang berbahan kaos dibagian dalam agar tidak terlalu panas dan hasilnya pun lebih indah dan sempurna.

6. Kain Hycon
Bahan pembuat jilbab selanjutnya adalah hycon, bahan hycon memang hampir sama dengan bahan sifon. Perbedaannya bahan hycon lebih terasa halus dan tidak terlalu licin.

7. Kain Rayon
Kelebihan dari bahan rayon ialah terasa sejuk saat dipakai. Hampir tidak terasa panas meskipun berada di ruang bebas. Namun kerudung yang dibuat dengan bahan rayon memiliki daya serap yang tinggi sehingga membuatnya cepat bau dan cepat sekali terlihat kusut.

8. Kain Voile
Voile adalah salah satu kain yang digunakan untuk membuat jilbab. Selain lembut kain ini juga nyaman di kepala. Bahan voile tidak seperti bahan kaos atau spandex yang cenderung lentur. Sifatnya yang cukup kaku membuat bahan voile terkadang membuat hijabers kesulitan dalam membentuk model yang diinginkan. Jilbab voile memang perlu dilapisi ciput atau inner.

9. Kain Sutera atau Silk
Bahan sutera juga banyak digunakan untuk membuat jilbab. Kain sutera terkenal akan kelembutan teksturnya. Sehingga jilbab maupun pakaian dengan bahan sutera sengat nyaman saat dikenakan. Kekurangan dari hijab bahan sutera ialah mudah kusut dan cepat luntur untuk warnanya. Maka dari itu jilbab dengan bahan sutera memang perlu perawatan ekstra.

SUMBER : http://www.bisniskonfeksi.com/jenis-kain-untuk-membuat-jilbab/

TREND MODEL CARA MEMAKAI HIJAB MODERN

Berikut gambar-gambar Model Hijab Modern










SUMBER : http://www.majalahfashion.com/search/label/Jilbab?max-results=6

Bab 9. Bauran Promosi

Cara-cara kreatif untuk mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk adalah hanya sebagian cara yang terdapat dalam bauran promosi. Perusahaan dapat melakukan kampanye promosi yang berbeda-beda dengan menggunakan kombinasi bauran promosi yang terdiri dari : pengiklanan, personal selling, promosi penjualan, dan publisitas.
I.Beberapa Faktor Penentu Bauran Promosi
Efektifitas setiap komponen dalam bauran pemasaran akan ditentukan oleh tipe produk, karakteristik konsumen dan tahapan dalam siklus kehidupan produk.
Tipe Produk
Personal Selling atau penjualan langsung mempunyai tendensi untuk dipergunakan sebagai alat promosi untuk produk yang mempunyai tipe sebagai berikut :
a)      Secara teknik dinilai mempunyai kerumitan tertentu, yang berarti membutuhkan upaya khusus untuk mengkomunikasikan spesifikasi produk kepada konsumen.
b)      Membutuhkan negosiasi dalam penentuan harga dan jaminan purna jual lainnya.
c)      Proses pembelian menganut prosedur tertentu yang membutuhkan kontak langsung antara penjual dan pembeli.
d)      Biasanya menyangkut nilai ekonomis produk yang tinggi.
Sementara itu pengiklanan (advertising) adalah merupakan salah satu elemen bauran promosi yang banyak dipergunakan dalam situasi :
a)      Komunikasi pemasaran dapat dengan mudah dilakukan dengan menggunakan media masa.
b)      Spesifikasi produk dan syarat pembayaran sudah ditetapkan berdasarkan standar wajah.
c)      Frekuensi pembelian produk yang dilakukan konsumen relatif tinggi.
d)      Pemasar banyak bertumpu pada merk produk untuk mempengaruhi konsumen.
e)      Hanya terdapat sedikit perbedaan yang signifikan antara karakteristik produk perusahaan dan produk pesaing.

Karakteristik Konsumen
Besaran, lingkup geografis, dan tahap dalam proses keputusan pembelian yang dilakukan konsumen akan banyak mempengaruhi efektifitas komponen bauran promosi. Sementara itu, bagi konsumen yang ingin membeli produk yang menuntut pengetahuan teknis dan mempunyai nilai ekonomis tinggi, maka pada umumnya akan lebih efektif didekati dengan personal selling.
Tahap Dalam Siklus Kehidupan Produk
Pada tahap pendahuluan (introduction) pengeluaran untuk pengiklanan cenderung lebih besar dibandingkan pengeluaran untuk elemen lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk membangkitkan kesadaran konsumen tentang adanya produk. Pada tahap pertumbuhan (growth), tujuan alokasi dana adalah untuk konsolidasi yang diarahkan untuk memperoleh loyalitas pelanggan atas merek produk perusahaan.
 Dalam tahap kedewasaan (maturity), pengiklanan terus dipergunakan untuk menjaga stabilitas penjualan, tetapi peran iklan berubah dari membujuk konsumen untuk loyal pada merek produk menuju pada upaya membujuk konsumen produk pesaing untuk berpindah merek. Sedangkan pada tahap penurunan (decline), dana promosi secara keseluruhan akan dikurangi. Kecuali, apabila perusahaan ingin melakukan modifikasi merek produk dengan cara revitalisasi.
II. Penentuan Anggaran Promosi
Anggaran promosi ditentukan dengan cara menghitung marginal revenue yang diperoleh dari tambahan setiap unit uang yang dikeluarkan dalam bauran promosi. Selama marginal revenue yang diperoleh lebih besar dari marginal cost untuk promosi, maka penambahan dana promosi masih dapat dibenarkan. Perusahaan sangat jarang atau bahkan sulit mengetahui berapa banyak revenue yang diperoleh dari setiap tambahan dana yang dikeluarkan untuk promosi. Oleh karena keterbatasan pada metode optimal ini maka perusahaan menggunakan alternatif lain yaitu :
·         Objective-task method
·         Metode persentase penjualan
·         Competitive parity dan arbitrary


III. Perencanaan Promosi
Aktivitas yang dilakukan menganut serangkaian langkah mendasar sebagai berikut :
Ø  Menetapkan harga promosi
·         Mendorong kesadaran konsumen atas merek produk
·         Memberikan informasi atas produk
·         Member dorongan kepada konsumen pasca pembelian
Ø  Menentukan target audience
Ø  Mengembangkan cara yang akan ditempuh untuk mendekati audience :
·         Menggunakan iklan di media masa
·         Meningkatkan upaya penjualan langsung
·         Meningkatkan aktivitas promosi penjualan
Ø  Menyusun formulasi strategi promosi untuk mencapai tujuan.
Ø  Menentukan alokasi dana promosi pada masing-masing variable bauran promosi yang dipergunakan.
Ø  Mengevaluasi efektifitas kegiatan promosi dan melakukan penyesuaian tujuan dan strategi bila dianggap perlu.
IV. Komponen Dasar Bauran Promosi
Pada bagian berikut akan diuraikan masing-masing elemen yang membentuk bauran promosi : pengiklanan, personal selling, promosi penjualan dan publisitas.
Pengiklanan (Advertising)
Brand Advertising
Dimaksudkan untuk membantu perusahaan meningkatkan penjualan melalui cara-cara :
1.      Menarik pengguna merek produk pesaing.
2.      Mempengaruhi calon pengguna untuk mencoba produk perusahaan.
3.      Meningkatkan volume penggunaan produk perusahaan bagi konsumen yang sudah ada.
4.      Menjaga kelangsungan atas kepuasan diantara pengguna.
Tujuan utama dengan brand advertising ini adalah untuk meningkatkan pangsa pasar produk perusahaan dengan mendorong permintaan selektif dengan cara menjaga keterkaitan konsumen yang sudah ada dan sedapat mungkin menarik konsumen produk pesaing.
Product Advertising
Tujuan utama product advertising adalah untuk meningkatkan primary demand produk. Ada dua tipe product advertising yang dapat dilakukan perusahaan, yaitu :
1.      Kampanye mendidik konsumen tentang produk, dan
2.      Kampanye bersama yang disponsori oleh asosiasi dagang tertentu untuk menaikkan permintaan industry.
Cooperative Advertising
Bentuk pengiklanan ini terutama diarahkan bagi para penyalur untuk bersedia membantu lebih banyak dalam memasarkan produk perusahaan. Misalnya dengan memajang produk lebih menyolok pada took pengecer.
Corporate Advertising
Corporate Advertising adalah salah satu bentuk pengiklanan yang menonjolkan nama perusahaan, image, atau posisi perusahaan dalam hal tertentu. Adanya tujuan pada gilirannya mendorong manajemen untuk mengarahkan corporate advertising pada tiga hal :
1.      Corporate Patronage Advertising
2.      Corporate Image Advertising
3.      Corporate Issue Advertising
Personal Selling
Personal selling dilakukan sebagai pelengkap pengiklanan karena hal ini dilakukan secara individual dan dilakukan oleh staf pemasaran secara langsung, bukan melalui media masa. Personal selling adalah satu elemen bauran pemasaran yang mensyaratkan pemasar untuk melakukan kontak langsung dengan konsumen. Tingkat kerumitan penjualan produk ini disebabkan beberapa hal :
a)      Banyaknya interaksi dengan berbagai pelanggan
b)      Pemahaman skill teknis tentang produk
c)      Banyak terkait dengan aktivitas pasca pembelian.
Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah merupakan elemen yang menyedot dana terbesar dalam bauran promosi. Tujuan utama promosi penjualan adalah untuk menarik sebanyak mungkin pelanggan waktu relatif singkat. Bentuk aktivitas promosi penjualan yang umum dilakukan perusahaan dapat dikelompokkan kedalam dua tipe :
1.      Promosi penjualan yang diarahkan kepada tenaga kerja penjual seperti pemberian bonus bagi tenaga pemasar yang mampu mencapai target penjualan dan kontes penjualan.
2.      Promosi dagang biasanya diarahkan untuk para penyalur, misalnya berupa bantuan untuk pajangan produk dan bantuan pengiklanan produk.
Bentuk promosi penjualan yang lain adalah :
v  Kupon Potongan adalah bentuk potongan pembelian produk dari harga regular dinilai cukup ampuh dalam mendorong konsumen untuk mencoba produk.
v  Kupon Undian adalah bentuk promosi penjualan yang dilakukan dengan cara permainan undian berhadiah.
v  Pemberian sample produk secara Cuma-Cuma juga merupakan bentuk promosi penjualan yang umum dilakukan oleh banyak perusahaan.
Publisitas
Cara yang ditempuh biasanya adalah dengan mengadakan press release, liputan khusus pada media televisi , atau tampil dalam tayangan film. Tujuan utama yang dikembangkan dalam publisitas adalah untuk membangun image produk dan sekaligus image perusahaan didalam benak masyarakat.

SUMBER : http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/manajemenpemasaran/bab9_bauranpromosi.pdf



Bab 8. Strategi Harga

Adanya tendensi penetapan harga yang dinamis berarti kini semakin dibutuhkan bentuk penetapan harga yang berorientasi pada permintaan. Dalam praktik, perubahan atau penyesuaian harga dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1.      Meningkatnya sensitivitas konsumen terhadap harga.
2.      Meningkatnya penggunaan merek lokal dan merek generik.
3.      Meningkatnya volume peluncuran produk baru.
I.Proses Penetapan Harga
Proses penetapan harga yang mempunyai tingkat fleksibilitas. Langkah pertama dalam setiap kali penetapan harga jual produk adalah dengan mendefinisikan secara jelas tentang tujuan penetapan harga produk itu sendiri. Tanpa tujuan yang jelas, sangat sulit bagi pemasar untuk membuat justifikasi tentang nilai produk yang dipasarkan. Langkah kedua yang ditempuh adalah dengan mengidentifikasi berbagai faktor yang berpengaruh dalam proses penentuan harga jual secara dinamis.
II. Tujuan Penetapan Harga
Tujuan umum penetapan harga jual produk dapat diarahkan pada dua hal :
1)      Penetapan harga jual yang berbasis biaya
2)      Penetapan harga berbasis permintaan
Penetapan Harga Berdasar pada Biaya dan Persaingan
Penetapan harga berorientasi pada biaya dimaksudkan untuk memperoleh margin tertentu yang dapat dipergunakan untuk menutup biaya advertensi dan biaya-biaya pemasaran lainnya. Dalam kondisi semacam ini, mungkin juga penetapan harga dimaksudkan untuk menjaga “Status Quo” atas pangsa pasar yang dikuasai seperti halnya dilakukan oleh market leader.
Penetapan Harga Jual Berdasar pada Persaingan
Penetapan harga berdasar pada permintaan dilakukan dengan mengidentifikasi respons konsumen. Tujuannya adalah mempengaruhi kurva permintaan merek produk perusahaan dengan melakukan analisis sensitifitas terhadap harga produk.
III. Beberapa Faktor Penentu Keputusan Harga
Pengaruh Konsumen Dalam Penetapan Harga
            Dua hal yang harus diperhatikan oleh pemasar dalam penetapan harga adalah persepsi dan respons konsumen terhadap berbagai alternatif harga.

Persepsi Konsumen terhadap Harga
Persepsi konsumen terhadap harga jual produk yang ditetapkan akan terbentuk karena beberapa hal sebagai berikut :
1.      Kesadaran Konsumen terhadap Harga (Price Awareness)
2.      Ekspetasi terhadap Harga (Price Expectation)
3.      Kaitan Harga dan Kualitas Produk

Respons Konsumen terhadap Harga
Apabila pemasar menetapkan harga jual produk berdasarkan respons konsumen, maka hendaknya juga sadar tentang adanya berbagai tingkat permintaan konsumen terhadap harga dan sensitivitas terhadap perubahan harga.
1.      Permintaan Konsumen (Consumer Demand)
2.      Elastisitas harga atas permintaan (Price Elasticty of Demand)

Pengaruh Faktor Lain dalam Penetapan Harga
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi penetapan harga jual produk adalah :
1)      Reaksi para distributor
2)      Faktor hukum
3)      Faktor persaingan
4)      Dan kondisi perekonomian secara makro
IV. Strategi Harga Dalam Persaingan
Secara umum strategi harga dalam persaingan dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori :
1.      Mereka yang mencari kestabilan harga jual dipasar
2.      Menjual produk dibawah rata-rata harga pesaing
3.      Menjual produk diatas rata-rata harga pesaing

Strategi Harga Stabil
Beberapa perusahaan menganut strategi stabil dengan maksud untuk menghindari bentuk konfrontasi langsung persaingan harga. Dengan demikian, adanya strategi harga stabil diharapkan dapat mempertahankan posisi sekaligus image produk dipasar.
 Beberapa hal yang sering menjadi kendala bagi penetapan harga stabil antara lain adalah kelangkaan bahan baku dan munculnya bahan substitusi berasal dari impor.

Strategi Harga Dibawah Harga Pesaing
Strategi harga rendah umumnya akan dipergunakan apabila perusahaan mengahadapi persaingan tajam dan konsumen mempunyai sensitivitas terhadap harga. Banyak perusahaan menempuh strategi  harga rendah dengan cara membuat produk lokal atau produk generik. Dengan harapan, perusahaan dapat menekan biaya produksi dan biaya-biaya pemasaran lain sehingga mampu menekan harga jual.

Strategi Harga Diatas Harga Pesaing
Strategi harga diatas harga pesaing dilakukan baik dengan cara menaikkan harga untuk merek produk yang ada atau dengan meluncurkan produk berkualitas untuk kelompok konsumen yang sensitif terhadap perubahan harga. Namun banyak perusahaan menaikkan harga karena alasan lain yaitu kelangkaan bahan baku dan tenaga kerja.

V. Strategi Harga Untuk Produk Baru
Dalam situasi perusahaan menghadapi peluncuran produk yang benar-benar baru , ada dua alternatif yang dapat ditempuh, yaitu menetapkan harga tinggi atau menetapkan harga rendah untuk menarik konsumen.

Strategi Harga Tinggi (Skimming Strategies )
Strategi harga tinggi akan berjalan efektif apabila permintaan produk baru tersebut bersifat inelastis. Hal ini disebabkan konsumen tidak begitu peka terhadap perubahan harga.

Strategi Penetrasi (Penetration Strategies)
Strategi penetrasi dilakukan dengan cara menawarkan harga rendah atas produk dipasar. Tujuan yang ingin dicapai adalah memperoleh keberterimaan produk bagi konsumen.

VI. Metode Penetapan Harga
Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya
Aplikasi metode penetapan harga berbasis pada biaya dapat dilakukan dengan cara Cost-Plus Pricing dan Target – Return Pricing.
·         Cost-Plus Pricing
Satu manfaat dari Cost-Plus Pricing adalah kemudahannya dalam penerapan. Selain itu, cara semacam ini juga akan mendorong terwujudnya stabilitas harga karena sebagian besar pesaing akan mencapai pada harga jual yang sama.
·         Target – Return Pricing
Dalam Target – Return Pricing, perusahaan menentukan target return diatas total biaya pada sejumlah volume produksi tertentu dan kemudian menetukan berapa harga jual yang layak untuk volume produksi tersebut. Untuk menentukan harga jual dengan cara seperti ini, perusahaan menggunakan konsep pulang pokok (break-even).
Metode Penetapan Harga Berbasis Pesaing
Banyak perusahaan menetapkan harga jual produknya atas dasar harga jual yang ditetapkan oleh pesaing. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi atau sebagai reaksi terhadap pesaing.
Beberapa Taktik Khusus Dalam Penetapan Harga
Beberapa taktik dalam penetapan harga yang umum dijumpai antara lain adalah :
1)      Penetapan harga ganjil
2)      Potongan harga atau diskon
3)      Penetapan harga promosi

SUMBER: http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/manajemenpemasaran/bab8_strategiharga.pdf